Senin, 12 November 2012

Lingkungan Hidup

Mata Kuliah : Kependudukan Dan Lingkungan Hidup

1.      Dalam rangka perbaikan kualitas lingkungan hidup perkotaan, maka perlu dilakukan beberapa upaya baik oleh pemerintah kota maupun oleh masyarakat setempat. Apa yang sekiranya dapat Anda lakukan jika Anda sebagai:
Walikota atau pemimpin kota. Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Lingkungan hidup di Perkotaan perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik ( sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan masyarakat).
Upaya yang perlu dilakukan jika saya sebagai pemerintah kota adalah:
1.      Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2.      Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hukum secara adil dan konsisten.
3.      Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4.      Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5.      Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan indikator harus diterapkan secara efektif.
6.      Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang sudah ada sebelumnya.
7.      Mengikut sertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan global.
8.      Pemerintah membuat lapangan kerja yang mampu untuk memamfaatkan/mendaur ulang sampah yang ada.
9.      Pemerintah kota harus membatasi pembagunan-pembagunan gedung.

2.      Selama ini sampah telah menjadi musuh bersama masyarakat dan pemerintah, olehnya perlu gerakan untuk menjadikan sampah sebagai sahabat. Gerakan apa yang dapat Anda lakukan sekiranya Anda sebagai: Masyarakat

Gerakan yang saya lakukan, sebagai masyarakat adalah Budaya buang sampah pada tempatnya. Banyak orang ikutan latah atas isu pemanasan global ini.  Tiap hari ada saja email yang masuk mempropagandakan segala macam bentuk dari penghematan energi dan penghematan bahan alam lainnya, agar kita semua dapat mengurangi dapak emisi CO2.  Tapi pada prakteknya masih banyak dari kita yang tidak begitu jeli atas kepedulian pada apa yang kita lakukan sehari-hari.
Dikampus saya yang benar-benar peduli sama lingkungan, kampanye hijau memang sering dilakukan.  Bahkan itu menjadi bagian dari pola pandang unuversitas. Mulia sekali bukan?  Namun memang kata dan pelaksanaan kadang bisa berbeda.  Tapi paling sedikit dikampus sudah memiliki itikad yang baik.  Bukankah dengan niat baik saja sudah mendapat pahala?  Dan memang banyak yang baiknya sudah dilaksanakan, walau ada sedikit yang terlewatkan.
Beberapa hari ini saya mulai memikirkan bagaimana cara pengelolaan sampah yang baik dikampus.  Sudah beberapa tahun lalu saya bicarakan masalah ini dengan teman diuniversitas lain , dan hingga saat ini belum ada gerakan yang berarti bagi pengolahan sampah yang benar. Demikian juga dengan pihak kampus, tidak ada improvisasi dalam mengolah sampah hingga saat ini.  Tetap setiap hari ada satu Truk sampah yang keluar dari kampus dan pemukimansekitarnya.
Mengajak semua teman dan masyarakat untuk memiki pola pikir sama adalah sangat mustahil.  Namun saya yakin dan percaya, untuk melakukan hal yang baik bersama, ini pasti bisa kita lakukan. Agar dapat mempengaruhi pola pembuangan sampah teman lain, maka kita harus memulai untuk memberikan contoh yang baik dulu, baru kita bisa ajak mereka untuk melakukan hal yang sama. Saya mulai menganalisa, apa yang perlu diperbaiki dalam proses pembuangan sampah dikampus dan dimasyarakat.  Pasti ada celah untuk perbaikan sekecil apapun itu.  Mata harus jeli untuk melihatnya, dan yang terpenting adalah itikad baik tampa pamrih.  Bukan untuk mencari kesalahan orang lain, atau mencari famor untuk mendapatkan kedudukan tertentu.
Di kampus dan di lingkungan masyarakat, sampah sudah dipisah berdasarkan tiga kategori; Plastik, Kering/Kertas dan Basah/Organik.  Di setiap rungan kelas, disediakan satu tempat sampah.  Demikian juga disetiap ruang fakultas maupun di ruang mesin foto kopi, dan setiap rumah warga/masyarakat. Dapat dikatakan tiada ruangan/rumah tampa tempat sampah. Setelah saya observasi ternyata ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam proses membuang sampah. Mahasiswa membuang sampah pada tempat sampah, dan setiap sore para office boys/girls akan membersihkan tempat sampah mereka dan memasukan semua sampah kedalam kantong plastik yang besar. Baru kemudian sampah tersebut dibawa ke tempat penampungan sampah untuk dipisah-pisahkan sesuai dengan jenis sampah sebelum dibuang ketempat sampah di TPS.
Secara kasar saya coba menghitung berapa jumlah semua tempat sampah yang ada di kampus ini.  Ada empat gedung yang kami tempati, setiap kelas ada sekitar 40 mahasiswa, dan komplek masyarakat saling berdekatan,  dan ruang mesin foto kofi.  Saya coba bayangkan berapa banyak jam kerja dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mengumpulkan dan memilah sampah-sampah tersebut.  Padahal sebenarnya bisa kita kurangi jika kita dapat menyiasati cara pembuangan sampah dengan baik. Muncul ide, kenapa tidak diganti saja dengan memakai tiga tempat sampah yang besar disetiap lantai/setiap rumah warga.  Kampus dianjurkan untuk membuat tempat sampah ditempat yang baru itu sesuai dengan jenis sampahnya.  Ini saya rasa lebih mendidik dan menghemat waktu dan tenaga kerja.  Tapi ketika saya diskusikan dengan beberapa teman kelas.  Terlihat ada kesan kurang setuju, karena letak tempat sampah akan jauh dari tempat  mereka, dan pasti mereka akan malas untuk mebuang sampah. Memang susah untuk merubah kebiasaan buang sampah.  Kita sudah termanjakan dengan membuang Sampah pada tempatnya.  Banyak dari kita yang belum berpikir lebih jauh untuk membuang sampah dengan benar.  Boro-boro untuk berpikir "reduce and recicyle", jalan beberapa meter saja males. 
Hidup adalah perjuangan.  Kalau dulu perjuangan orang tua kita adalah 45, maka sudah menjadi kewajiban kita juga untuk melakukan perjuangan menuju perbaikan disetiap saat. Saya akan coba mengajukan usulan ini kepada pihak kampus dan bagian yang terkait  untuk menggunakan 3 tempat sampah per lantai/per rumah warga menggantikan semua tempat sampah yang ada.   Semoga usulan ini bisa diterima dengan baik oleh mereka. Pada intinya saya sebagai masyarakat ingin memulai dari diri sendiri, terus menghimbaukan pada lingkungan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar