Mata Kuliah : Kependudukan Dan Lingkungan
Hidup
1. Dalam rangka perbaikan kualitas lingkungan
hidup perkotaan, maka perlu dilakukan beberapa upaya baik oleh pemerintah kota
maupun oleh masyarakat setempat. Apa yang sekiranya dapat Anda lakukan jika
Anda sebagai:
Walikota atau
pemimpin kota. Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan
disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan
sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan
udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air
sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia.
Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup
banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber
oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Lingkungan hidup di
Perkotaan perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan
hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi. Secara garis besar
komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik
(flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik ( sawah, air dan
udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan
masyarakat).
Upaya yang perlu
dilakukan jika saya sebagai pemerintah kota adalah:
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak
dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan
dan kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hukum secara adil dan
konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab
secara bertahap terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan
kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan indikator
harus diterapkan secara efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan
memelihara keragaman konservasi yang sudah ada sebelumnya.
7. Mengikut sertakan masyarakat dalam rangka
menanggulangi permasalahan lingkungan global.
8. Pemerintah membuat lapangan kerja yang mampu
untuk memamfaatkan/mendaur ulang sampah yang ada.
9. Pemerintah kota harus membatasi
pembagunan-pembagunan gedung.
2. Selama ini sampah telah menjadi musuh bersama
masyarakat dan pemerintah, olehnya perlu gerakan untuk menjadikan sampah
sebagai sahabat. Gerakan apa yang dapat Anda lakukan sekiranya Anda sebagai:
Masyarakat
Gerakan yang saya lakukan, sebagai masyarakat adalah
Budaya buang sampah pada tempatnya. Banyak orang ikutan latah atas isu
pemanasan global ini. Tiap hari ada saja email yang masuk
mempropagandakan segala macam bentuk dari penghematan energi dan penghematan
bahan alam lainnya, agar kita semua dapat mengurangi dapak emisi CO2.
Tapi pada prakteknya masih banyak dari kita yang tidak begitu jeli atas
kepedulian pada apa yang kita lakukan sehari-hari.
Dikampus saya yang benar-benar peduli sama
lingkungan, kampanye hijau memang sering dilakukan. Bahkan itu menjadi
bagian dari pola pandang unuversitas. Mulia sekali bukan? Namun memang
kata dan pelaksanaan kadang bisa berbeda. Tapi paling sedikit
dikampus sudah memiliki itikad yang baik. Bukankah dengan niat
baik saja sudah mendapat pahala? Dan memang banyak yang baiknya sudah
dilaksanakan, walau ada sedikit yang terlewatkan.
Beberapa hari ini saya mulai memikirkan bagaimana
cara pengelolaan sampah yang baik dikampus. Sudah beberapa tahun lalu
saya bicarakan masalah ini dengan teman diuniversitas lain , dan hingga saat
ini belum ada gerakan yang berarti bagi pengolahan sampah yang
benar. Demikian juga dengan pihak kampus, tidak ada improvisasi dalam
mengolah sampah hingga saat ini. Tetap setiap hari ada satu Truk sampah
yang keluar dari kampus dan pemukimansekitarnya.
Mengajak semua teman dan masyarakat
untuk memiki pola pikir sama adalah sangat mustahil. Namun saya yakin
dan percaya, untuk melakukan hal yang baik bersama, ini pasti bisa kita
lakukan. Agar dapat mempengaruhi pola pembuangan sampah teman lain, maka
kita harus memulai untuk memberikan contoh yang baik dulu, baru kita bisa ajak
mereka untuk melakukan hal yang sama. Saya mulai menganalisa, apa yang perlu
diperbaiki dalam proses pembuangan sampah dikampus dan dimasyarakat.
Pasti ada celah untuk perbaikan sekecil apapun itu. Mata harus
jeli untuk melihatnya, dan yang terpenting adalah itikad baik tampa pamrih.
Bukan untuk mencari kesalahan orang lain, atau mencari famor untuk mendapatkan
kedudukan tertentu.
Di kampus dan di lingkungan masyarakat, sampah sudah
dipisah berdasarkan tiga kategori; Plastik, Kering/Kertas dan
Basah/Organik. Di setiap rungan kelas, disediakan satu tempat
sampah. Demikian juga disetiap ruang fakultas maupun di ruang mesin foto
kopi, dan setiap rumah warga/masyarakat. Dapat dikatakan tiada ruangan/rumah
tampa tempat sampah. Setelah saya observasi ternyata ada sesuatu yang perlu diperbaiki
dalam proses membuang sampah. Mahasiswa membuang sampah pada tempat
sampah, dan setiap sore para office boys/girls akan membersihkan tempat sampah
mereka dan memasukan semua sampah kedalam kantong plastik yang besar. Baru
kemudian sampah tersebut dibawa ke tempat penampungan sampah untuk
dipisah-pisahkan sesuai dengan jenis sampah sebelum dibuang ketempat
sampah di TPS.
Secara kasar saya coba menghitung berapa jumlah
semua tempat sampah yang ada di kampus ini. Ada empat gedung yang
kami tempati, setiap kelas ada sekitar 40 mahasiswa, dan komplek masyarakat
saling berdekatan, dan ruang mesin foto kofi. Saya coba bayangkan
berapa banyak jam kerja dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
mengumpulkan dan memilah sampah-sampah tersebut. Padahal sebenarnya bisa
kita kurangi jika kita dapat menyiasati cara pembuangan sampah dengan baik.
Muncul ide, kenapa tidak diganti saja dengan memakai tiga tempat sampah yang
besar disetiap lantai/setiap rumah warga. Kampus dianjurkan untuk membuat
tempat sampah ditempat yang baru itu sesuai dengan jenis sampahnya.
Ini saya rasa lebih mendidik dan menghemat waktu dan tenaga kerja. Tapi
ketika saya diskusikan dengan beberapa teman kelas. Terlihat ada kesan
kurang setuju, karena letak tempat sampah akan jauh dari tempat
mereka, dan pasti mereka akan malas untuk mebuang sampah. Memang
susah untuk merubah kebiasaan buang sampah. Kita sudah termanjakan dengan
membuang Sampah pada tempatnya. Banyak dari kita yang belum berpikir
lebih jauh untuk membuang sampah dengan benar. Boro-boro untuk
berpikir "reduce and recicyle", jalan beberapa meter saja
males.
Hidup adalah perjuangan. Kalau dulu
perjuangan orang tua kita adalah 45, maka sudah menjadi kewajiban
kita juga untuk melakukan perjuangan menuju perbaikan disetiap saat. Saya
akan coba mengajukan usulan ini kepada pihak kampus dan bagian yang
terkait untuk menggunakan 3 tempat sampah per lantai/per rumah warga
menggantikan semua tempat sampah yang ada. Semoga usulan ini
bisa diterima dengan baik oleh mereka. Pada intinya saya sebagai masyarakat
ingin memulai dari diri sendiri, terus menghimbaukan pada lingkungan
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar